Tauhid

Pendidikan Akhlak untuk Para Sahabat dan Menyucikan mereka dari Akhlak Buruk

   Akhlak mulia adalah bagian penting dari akidah. Karena akidah yang benar tidak terjadi tanpa akhlak mulia. Rasulullah telah mendidik para sahabatnya dengan pendidikan akhlak dengan metode yang beragam.

Disebutkan dalam sebuah hadits, Rasulullah pernah bersabda, ”Tidak ada yang lebih berat pada timbangan (pahala) seorang mukmin di akhirat (kelak) melebihi dari akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yangth yang buruk akhlaknya_ "

Rasulullah pernah ditanya tentang amal yang paling banyak mendorong seseorang ke surga? Beliau menjawab, '”Bertakwa kepada Allah dan akhlak yang baik. ” Beliau juga ditanya tentang amal yang banyak membuat orang masuk neraka, beliau menjawab, ”Mulut (dosa'mulut)! dan kemaluan (digunakan di jalan haram). "

    Akhlak bukan pilihan kedua dalam agama ini, dan tidak terbatas pada konteks tertentu dari berbagai konteks etika manusia. Tetapi, ia merupakan pengejawantahan nyata dari akidah dan iman yang benar. Karena iman bukan perasaan terbentuk di dalam nurani saja, tetapi ia adalah tindakan etika zahir. Menjadi hak kita untuk bertanya ketika kita tidak melihat akhlak tercermin dalam itataran praktik, atau ketika kita melihat sebalikya dengan pertanyaan, "Di manakah iman? Apa nilainya jika tidak dapat diterjemahkan ke dalam etika?”.

Oleh karena itu, kita mendapati ikl-Qur“an mengaitkan akhlak dengan akidah melalui kaitan yang kuat. Dan Contoh mengenai hal ini sangatlah banyak”
       Akhlak dalam tarbiyah Nabi merupakan suatu yang komprehensif; meliputi seluruh tingkah laku manusia, setiap perasaan dan pemikirannya. Dalam shalat terdapat akhlak, yaitu khusyuk. Saat berbicara terdapat akhlak, yaitu berpaling dari senda gurau yang tidak berguna. Dalam hubungan suami-istri juga ada akhlak, yaitu konsisten dengan batasan - batasan Allah dan yang diharamkan-Nya. Dalam berinteraksi dengan orang lain terdapat akhlak, yaitu seimbang antara berlebihan dan anti bergaul. Dalam kehidupan berjamaah ada akhlak, yaitu bermusyawarah dalam urusan manusia. Saat marah ada akhlak, yaitu memaafkan, dan tidak dendam. Adanya permusuhan dari musuh juga terdapat akhlak, yaitu memenangkan, dan menolak permusuhan. Demikianlah, tidak didapatkan satupun dalam kehidupan seorang muslim tanpa akhlak di dalamnya, dan tidak ada sesuatu yang tidak mempunyai akhlak yang menyertainya.

0 Comments